[Sajak Teguh Trianton]
SETELAH KOPI
Setelah kopi,
sudah takada lagi puisi
hujan telah melarutkannya
pada basah yang menyelinap
di antara lengan dan lipatan bajumu
yang aku pinjam, aku kenakan seperti bajuku
menutupi cerita panjang
menjelang dada telanjang
Setelah puisi,
sudah takada lagi permohonan
maaf hanya tulisan di batu
nisan yang tertanam di dada
dilafal tanah sebelum kering.
Purwokerto, 2019
[떠구 뜨리안똔 詩]
커피를 마신 후
커피를 마신 후에는
더 이상 詩가 없다
이미 비가 모든 것을 녹였기에
당신의 손목과 접힌 옷 사이를
재빠르게 젖게 했다
내가 빌린 옷, 마치 내 옷인 양
긴 이야기를 덮으며
벗은 가슴을 보인다
詩 다음은
더 이상 간절함이 없다
단지 돌에 새긴 글씨일 뿐
가슴에 박은 비석
대지가 마르기 전에 말을 한다
뿌르오꺼르또, 2019
KINANG
Sirih. Aku tidak akan memberimu sirih
yang tumbuh pada pohon berlumut
di sulur nasibku yang getas.
Pinang. Di antara keping yang terbelah
ada jarak; aku berdiam dalam debar jantungku
sendiri membiarkan cinta membebaskan diri
dari puisi dan prasangka airmata.
Aku telah meminang hatiku sendiri
untukmu, dikunyah dalam doa,
dengan daun sirih, dan akad yang
condong setengah tengadah pada malam.
Purwokerto, 2019
시리
시리, 나는 당신에게 시리를 주지 않을 것이다
이끼가 낀 나무 새 가지에서 자란
깨지기 쉬운 내 운명의 시리를
삐낭, 갈라진 귓바퀴 사이에
거리가 있다 ; 내 심장 고동속에서 나는 가만히 있을 뿐
사랑이 혼자 자유로워질수록 내버려 둔다
詩로부터 그리고 눈물의 편견으로부터
내 마음 스스로 당신에게 청혼을 한다
기도 속에서 시리를 씹는다
청혼 계약의 밤은 기울기 시작하는데
*시리 (sirih) : 빈랑(檳) 나무 열매
* 삐낭 (pinang) : 빈랑 나무의 다른 이름
뿌르오꺼르또, 2019
SAAT CINTA SAMPAI STASIUN
Aku mencintaimu dengan berjalan kaki
dari debar jantung menuju stasiun kereta; api,
dari stasiun ke tempat cinta dinyatakan
tanpa kata-kata.
Pada suatu kala, saat cinta sampai stasiun;
semua orang keluar gerbong,
kaki-kaki menginjak peron,
bergegas melangkah,
tergesa mencapai siapa saja
yang bernama rindu
Aku masih di situ, duduk saja di bangku.
Di bangku paling tengah di detak jantung,
membiarkan takdir mencariku,
mengajari cara menerima rasa
sakit yang kelewat
matang.
Purwokerto, 2019
정거장까지 사랑할 때
걸으면서 나는 당신을 사랑한다
심장의 두근거림으로 기차역으로 향한다
기차역에서 말없이 고백한 사랑의 장소로
어느 한 순간, 사랑이 기차역에 도착했을 때;
모든 사람들이 열차에서 내려
승강장을 발로 밟고 지나
분주히 발걸음을 옮긴다
그리움이라는 이름의 누군가를 만나기 위해 바쁘게
나는 아직 여기에 있다, 의자에 앉아 있을 뿐
심장에서 가장 가까운 중간의 내 의자
운명이 나를 찾게 내버려 두면서
감정을 받아 드리는 방법을 가르친다
지나친 아픔이
이제 익기 시작한다
뿌르오꺼르또, 2019
(한국어 번역 : 김영수/Diterjemahkan oleh Kim, Young Soo)
[Profil Penyair]
Teguh Trianton, lahir di Desa Pagerandong, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Pernah bekerja sebagai wartawan, dan guru. Alumnus Sekolah Pascasarjana (S3) Pendidikan Bahasa Indonesia UNS.
Karyanya berupa puisi dan prosa antara lain telah terbit di Tabloid Minggu Pagi, SKH Kedaulatan Rakyat, Suara Karya, Wawasan, Koran Sindo, Suara Pembaruan, Riau Post, Harian Sultra, Suara Merdeka, dan lain-lain. Tulisannya juga terhimpun dalam antologi –bersama-; puisi Jiwa-jiwa Mawar (Buku Laela, 2003), Untuk Sebuah Kasihsayang (Buku Laela, 2004), antologi Puisi Penyair Jawa Tengah Pendhapa-1 (TBJT, 2005). Antologi bersama, cerpen Robingah Cintailah Aku (Grafindo, 2007), antologi Temu Penyair Antar Kota Pendhapa-5 (TBJT, 2008), antologi Pleidoi Puisi -Temu Penyair Banyumas-Solo- Pendhapa-6 (TBJT, 2009), Pilar Penyair (Obsesi, 2011), antologi cerpen Tatapan Mata Boneka Joglo 11 (TBJT, 2011), dll.
Buku yang telah ditulis; Ulang Tahun Hujan (antologi puisi, 2012), Identitas Wong Banyumas (Kajian Budaya; Graha Ilmu, 2012), Banyumas; Fiksi dan Fakta Sebuah Kota (Kumpulan esei, 2013), Film Sebagai Media Belajar (Graha Ilmu, 2013), Jurnalistik Komprehensif (Ombak, 2016), Kumpulan Sajak Babad Tulah (Tidar Media, 2020).
[시인 소개]
떠구 뜨리안똔(Teguh Trianton), 중부 자바 뿌르발링가(Purbalingga) 출생. 기자 및 교직 경험이 있음. UNS 대학교 인도네시아어 교육학 박사 과정 (S3) 수료
시 작품, 소설이 Minggu Pagi, SKH Kedaulatan Rakyat, Suara Karya, Wawasan, Koran Sindo, Suara Pembaruan, Riau Post, Harian Sultra, Suara Merdeka, 등에 게재 소개. 공동 시집으로는 Jiwa-jiwa Mawar (Buku Laela, 2003), Untuk Sebuah Kasihsayang (Buku Laela, 2004), antologi Puisi Penyair Jawa Tengah Pendhapa-1 (TBJT, 2005). antologi bersama, cerpen Robingah Cintailah Aku (Grafindo, 2007), antologi Temu Penyair Antar Kota Pendhapa-5 (TBJT, 2008), antologi Pleidoi Puisi -Temu Penyair Banyumas-Solo- Pendhapa-6 (TBJT, 2009), Pilar Penyair (Obsesi, 2011), antologi cerpen Tatapan Mata Boneka Joglo 11 (TBJT, 2011) 등이 있다.
저서로는 Ulang Tahun Hujan (antologi puisi, 2012), Identitas Wong Banyumas (Kajian Budaya; Graha Ilmu, 2012), Banyumas; Fiksi dan Fakta Sebuah Kota (Kumpulan esei, 2013), Film Sebagai Media Belajar (Graha Ilmu, 2013), Jurnalistik Komprehensif (Ombak, 2016), Kumpulan Sajak Babad Tulah (Tidar Media, 2020) 등이 있다