CAFE

21. 갈루 끄레스노 (Galuh Kresno)

작성자김영수|작성시간21.11.26|조회수253 목록 댓글 0

 

 

[Sajak Galuh Kresno]

 

Potongan Dialog Sebelum Sunyi Kembali

 

1

“Bu, apakah semua orang

bakal mengenakan gamis di surga?

Atau,

Busana ngetrend era kita?”

 

“lalu, benarkah darah yang mengaliri pembuluh

adalah anggur tumpah di meja makan Tuhan?”

 

“dan,

mengapa rahim yang melahirkan Adam,

menyukmakan Hawa ke sebatang rangka

tak gamblang dikisahkan para pendeta?”

 

di bumi ini kita sedang memintal benang

untuk menjahit sebuah busana penutup bening jiwa

takkan pernah kita lepas,

seperti kulit melekat di daging,

meski keriput

kulit hilang ketika tulang lebur,

daging hilang ikatan bersama waktu

yang habis kau kunyah.

Yang tumpah di meja makan Tuhan

adalah air mata malaikat semerah darah

semanis anggur,

menangisi kepergian leluhur

mengiringi Adam dan Hawa

membabat belantara bumi,

membuat gubuk

tempat merenungi belantara batin.

Kemudian,

iblis mengantongi percikan kesedihan mereka

butir-butir permata tanigs

dibagikan ke tiap bayi dilahirkan

rahim yang tak dikisahkan para pendeta,

karena membuahkan hasrat,

namun rengek tangis bayi

tetap dianggap daya kesucian,

sebab membawa air mata malaikat.

Bayi-bayi itu

membuka seikat kantong rasa

ketika mereka seusiamu,

mempertanyakan jawaban-jawaban

yang gagal kau ungkap hakikat.

 

“Jika begitu, bolehkah aku bertelanjang saja?

agar menjadi manusia paling jujur,

luka mengungkap luka,

duka takkan kusembunyikan dalam tawa.

Karena kejujuran, ibu.

Aku bimbang dengan kewarasan

yang diagungkan orang-orang saleh.”

 

Jika kau ingin meresam sahih,

bertelanjang akan menjebakmu—

tergelincir ke muslihat cahaya

mengaburkan gatra

meleburkan warta,

ayat-ayat sayup-sayup

di telingamu mengundang setan

meniup mantra pertikaian

serupa yang terjadi pada orang saleh. 

 

Ketika kau bertanya seperti ini,

seolah sedang memetik kewarasan

di ranting pikiran

tumbuh di tempurung akalmu,

padahal kita

sedang mengalami suasana paling gila

serupa kala Adam mengunyah khuldi.

 

2

Kami dilahirkan pertikaian

ditangisi pemuja doa di pintu surga,

menjelma pengutuk dosa,

Iblis disalahkan

sebab disangka menghasut Hawa.

Badut terkutuk ditimang pangku asmara,

dikecup bibir murka,

di antara bayi yang lahir

Iblis menyelinapkan amebanya

mendampingi jiwa di batin,

ia merasuki kelamin.

Kambing hitam itu melarikan diri

setelah kutukan dikultuskan padanya,

menjadi peternak!

menggembalakan penunggang hasrat

tinggal di gedung-gedung batu batin.

Tak lain dan bukan main

tubuh yang didebatnya bersama malaikat

adalah domba yang digembalakan,

kecuali yang punya nyali

mempertemukan diri dengan si badut,

mengenalnya dan mendengar cerita dari si badut;

yang dikutuk menjadi kambing hitam adalah yang bertanya.

 

“Firdaus sahabatku,

apakah kau menyetujui pendeta itu?”

 

Dikampungku

pendeta macam itu

sudah berkalang kenangan,

kehilangan pita suara

agar tak bicara,

sebab orang kampungku yakin,

mereka merusak angan 

menistakan pikiran suci

yang menyinggul sari pati khuldi

di kening kemenangan harapan mereka.

Tapi tak masalah bagiku,

Tuhan

tidak akan kehilang tanah lempung

untuk menjatuhkan cahaya

ke tanah bumi.

 

“kau sudah seperti pendeta itu saja.

Lalu pendeta macam apa

ahli pintu surga di kampungmu?

Sehingga kau pilih kabur

dari kampung halaman rahim

kelahiranmu.”

 

Mereka,

membawa tongkat musim,

ketika orang kampungku

merayakan upacara suci

mereka datang memanggil hantu-hantu musim;

musim pertikaian,

musim kematian,

musim malapetaka.

Aku bukannya takut hantu,

aku hanya sangsi

menyaksikan mereka merebut musim

dari tangan pemiliknya.

 

“seperti kau tahu siapa pemilik musim?”

 

Kau berkata begitu

karena penasaran bukan?

Coba saja kau jawab pertanyaanku; siapa pemilik nafasmu?

 

“apa hubungannya dengan nafasku, Fir?”

 

Sebab kita,

pendeta itu,

pendeta di kampungku,

orang-orang dikampungku

dan anasir yang melahap zat pembakar

akan mati tanpa bernafas.

 

“apakah iblis bernafas, Fir?”

 

Ya, sepanjang nafas kita.

 

 

Dayeuhluhur, Agustus 2020

 

 

[갈루 끄레스노 詩]

 

다시 조용하기 전, 한 토막의 대화 

 

1

“어머니, 모든 사람들이

천국에 가면 긴 소매를 입어야 하나요

아니면 요즘 유행하는 옷을 입어도 되나요”

 

“그리고 혈관 속에 흐르는 피가

신의 식탁에 차려진 포도주인가요?”

 

“그리고

아담을 출생한 자궁과   

아담의 갈비대 하나로 만든 하와에 혼을 불어 넣었다고

모든 목사들이 확실하게 이야기 하지 않나요?”

 

이 지구상에 있는 우리들은 지금 놓쳐서는 않될  

맑은 영혼을 덥기 위한 한벌의 옷을 짜고 있는 중이란다

마치 살갗에 붙은 주름처럼

뼈가 녹으면 피부는 사라지고

살은 시간과 함께 사라진단다

신의 식탁에 차려진 것은

포도주처럼 달디 단

피빛과 같은 천사들의 눈물이란다

아담과 하와를 동행하면서

조상들의 죽음에 울고

광활한 대지 위에 

명상하는 오두막을 만들었단다

그러나 악마는  

그들의 슬픔을 내 버려 두었단다

 

자궁은 아이를 보석처럼 태어나게 했는데  

목사들은 그 이야기를 하지 않았단다

왜냐면 욕망을 잉태했기에

아이들은 울음을 재촉하지만  

천사의 눈물을 가져 왔기에

성스러운 힘으로 여긴단다

아이들은

충만한 느낌으로  

네 나이가 되었을 때

진실을 말하는 것을 실패한 너의 대답에  

질문을 할 것이란다

 

“만약 그렇다면, 옷을 걸치지 말고 지낼까요?

가장 진실된 모습의 인간이 되기 위해,

상처는 상처를 말하지요

슬픔을 웃음 속에서 숨길 수 없어요

왜냐면 진정한 마음이기 때문이지요  

신심이 깊은 사람을 우러러 볼거에요. 어머니.”

 

만약 네가 확실한 것을 원한다면

우선 너의 올가미를 벗어라

현명한 사람들에게 이루어진 것처럼   

빛 속으로 미끄러져 내려 가거라

너의 귀는 귀신을 불러  

존재를 흐리게 하고

불명료한 귀절들  

소식을 흩어지게하고  

분쟁의 주문을 외우기 때문이란다

 

만약 네가 비슷한 질문을 다시 한다면

작은 나뭇 가지에서 정신을 꺾둣이

너의 지혜의 단단한 껍질에서 자라나기를 바란단다

아담이 금단의 열매을 먹을 때처럼

우리들은 지금 미친 세상을 살고 있기 때문이란다

 

2

우리들은 분쟁에서 태어났지요

죄업을 씻기 위한  

천국의 문에서 들리는 통곡의 기도

마귀는 하와를 시샘하는 것으로 여겼기에

어릿광대는 저주하고  

화난 입술에 입맞춤을 하지요

태어난 아이들 사이에

악마는 재빨리 더러운 세균을 투입 시키지요

육체와 정신은 한쌍으로  

악마와 함께 성(城)으로 들어가지요

숭배의 대상에서 가축이 된 후

희생양은 스스로 도망을 치고

목자들은 욕망에 올라 타

석축 신전에 거주하면서  

천사와 함께 논쟁을 하지요

방목되는 양떼들  

용감한 것을 빼고는  의미를 잃었지요

어릿광대를 알게 되고 그로부터 이야기를 듣지요

희생양을 만든 것은 질문한 자가 한 일임을

 

“나의 천국이여,

당신은 목자들을 믿습니까?”

 

마을에서는

그런 목자는  

더 이상 말을 못하는 목소리 테이프처럼

되어 버렸단다

왜냐면 내 고향 사람들 생각을 망치고

성스러운 생각을 모욕하고

금단의 열매를 옆으로 놓게 했기 때문이란다

그들 이마에 희망의 승리를 잃게 했단다

신은

대지에 빛을 보내기 위해 

진흙으로 된 땅이라도 잃지 않을 것이란다

 

“어머니가 그 목자처럼 보이네요

어떤 목자가 되고 싶은가요

태어난 자궁이 있는

마을에서 천국의 문을 열 수 있기를

바라는가요”

 

그들은

계절의 지팡이를 가져 왔단다

마을 사람들이 성스러운 행사를

진행할 때

그들은 계절의 귀신을 부르기 위해 왔지

반목의 계절

죽음의 계절

재난의 계절

나는 귀신이 두렵지는 않단다

나는 단지 의심할 뿐

그들이 손으로부터 계절을 뺏는 것을

보았단다

 

“어머니가 알고 있는 계절의 주인은 누구인가요?”

 

격분 때문에 그렇지 않았느냐고?

너는 말을 하지만  

내 질문에 단지 대답만 하거라; 너의 숨통을 쥐고 있는 사람은 누구인지를?

 

“내 숨통과 무슨 관계인가요, 피르(Fir)?”

 

왜냐면 우리들

그 목자

내 마을의 목자

내 마을 사람들

숨을 쉬지 않고 죽어 간

공기 없이 게걸스럽게 먹어치우는 요체

 

“악마가 숨을 쉬는 것인가요, 피르(Fir)?”

 

우리들이 숨을 쉬는 동안 내내 그렇단다 .

 

 

다예우루후르(Dayeuhluhur), 2020년 8월

 

 

Paribasan Hikayat Semar

 

1’Ingsun

Tangan meramu hangat jejamuan,

nyaris sehangat tubuhmu

melingkar di sekujur raga;

persemayaman sepotong nafas,

 

kala mata langit menggeliat,

membangunkan tidur embun, 

menyelinap sejuk yang mengintip jagad

memangku reruntuhan kabut peradaban.

 

Kau merebah wajah di kabut kehilangan pandangan—

aku menyusuri langkahmu di antara jejatuhan putih yang pekat,

mengikuti gelak tawa dari rekahan bibir,

merabai basah tetes tangis dari lebam kelopak kesedihan.

 

Kutemui sepotong tubuh,

hitam berselimut kabut,

kutemui rupamu dalam pekatnya.

 

Aku ada di tanah

bersatu dengan tubuh angin

menunduklah ibaratkan bambu

ditiup hembusan menuju barat

baru kan kau temui aku

 

2’Serat Kanda

Tiada api yang kau sulut di antara bara ,

kala rupa membawa tulah tentang arang.

Pertumpahan darah pertumpahan sia-sia,

justru kau pilih tumpahkan pengasih

merajutnya melalui nafas yang lindap.

 

Mengingatkan kisah sudamala,

mengguratan perkakas pahat di prasasti

yang selalu bisu.

Tiada bertemu penghabisan,

waktu mengajakmu menjelma semesta—

jagad alit, jagad agung.

 

3’Pramayoga

Merasa terjebakkah jiwa

yang dijelmakan wujud keruh?

Menjebakmu dalam sebuah jasad,

yang enggan memberi rupa.

 

Kau dilahirkan keagungan

persilang langit-tanah,

memperselisihkan amsal rupa,

ihwal tahta yang gagal menggenggam

kewenangan,

kemenangan.

 

Kesadaranmu lebih mengetahui,

bahwa ketiadaan memberimu cinta mistik,

 

Suyanruri tempatmu memecah tubuh,

dari setetes darah wungkuhan,

kau jelmakan sebuah nama.

 

4’Purwakanda

Tiga pasang tangan,

mengikat siasat

perebutan nama,

menanam benih yang cemarkan batin,

sebab lupa menambahkan pupuk,

hasilkan buah senista hama.

 

Kau jatuh dari pohon,

yang ihwal untuk dipanjat,

sebab tubuhmu persik yang bulat,

sedangkan helaian tangkai—

Kau jadikan awan

tempat menyimpan angan,

teduhkan hawa marcapada;

rimba para penikmat persik.

Hutang pati dibayar pati!

Hutang wirang dibayar wirang!

 

5’Purwacarita

Rekatatama mengantarkanmu berjumpa jagad,

melalui jasad telur kekesalan,

yang dihantamkan tangan Tunggal,

ke tanah manumanasa,

menjelmalah tiga rangka.

 

Gunung bersemayam di lambungmu,

membesarkan ruh membayarkan hutang,

kau mengasuh getih Manumanasa.

 

 

Tegal, 2018

 

 

스마르 설화의 금언

 

1

뜨거운 자무를 손에 모은다

당신의 더운 몸처럼 

몸 전체를 둥글게 감싼다

숨 소리 한자락으로

 

해가 몸을 비틀 때

잠에서 이슬을 깨운다

대지를 훔쳐보는 서늘함이 파고 든다

문화의 안개 조각을 무릎에 놓는다

 

당신은 시야에서 사라진 안개에 얼굴을 묻으며

나는 퇴색된 하얀색 사이로 당신의 발걸음을 따른다

금이 간 입술의 웃음을 따르며

슬픔의 덮개로부터 눈물방울이 적셔진다

 

나는 한조각의 슬픔을 만난다

안개에 쌓인 검은색

나는 주름진 당신의 모습을 만난다

 

나는 땅에 있으며  

바람의 몸통과 함께 있지

서쪽을 향해 부는 바람 따라

대나무처럼 고개 숙일 때

그때 바로 당신은 나를 만날 수 있지

 

2 스랏 깐다

화염 속 사이에서 네가 불을 지필 수 있는 것은 아무 것도 없다

불에 대한 저주를 가져 왔다

피를 쏟은 것은 의미를 이미 잃었다

너는 인간 사랑을 택했고

흐린 술결을 통해 그물을 잡았다

 

수다말라의 이야기를 기억하라

비문에 그 기억을 새긴다

언제나 조용한

끝이 없는  

너를 초대했을 때 처럼 자연으로 태어나라

위대한 대지

 

3 쁘라마요가

혼탁으로 가득찬 정신에 얽매인 것을

느낄 수 있느냐?

 

형체를 갖추기를 거절하는 신체 안에  

너를 구속한다

 

당신은 땅과 하늘 사이,

위대함으로 태어났다

권한과

승리

 

아는 것보다 더 많이 이해한다

너에게는 신비한 사랑이 없다는 것을

 

수얀누리, 너의 장소는 이미 깨졌다

한 방울의 피로

너는 하나의 이름으로 변신한다

 

4 뿌르와깐다

세쌍의 팔을

고문으로 묶으며

이름을 강탈한다

정신을 더럽히는 씨앗을 심으며

거름 주는 것을 잊어버렸기에

벌레 먹은 천한 과일을 맺는다

 

너는 나무에서 떨어졌다

너의 몸은 둥근 복숭아를 닮았기에

나무 한가지

너는 구름이 된다

생각을 가두는 장소

세상이 잠잠해지다

밀림 속 모든 복숭아를 좋아하는 사람

죽음의 빚은 죽음으로 갚는다!

치욕의 빚은 치욕으로 갚는다!

 

5 뿌르와짜리따

전갈은 대지를 만날 수 있게 너를 안내한다

한 손으로 내려친

유감의 알을 통해

세개의 골격으로 변신한

마누마나사 땅으로

 

산은 너의 옆구리에 있고  

영혼을 크게하여 빚을 갚는다

 

너는 마누마나사 줄을 지키고 있다  

 

* 스마르(Semar) : 인도네시아 전통 그림자 연극(Wayang)에 등장하는 인형 이름 중 하나  

* 자무(Jamu) : 풀 뿌리, 잎 등으로 만든 인도네시아 전통 약재

* 스랏 깐다(Serat Kanda) : 16세기 인도네시아 마따람(Mataram) 왕국 중심의 신화, 전설, 이슬람 이야기가 18세기에 정립된 문학의 한 장르

* 쁘라마요가(Pramayoga) : 인도네시아 자바(Java)인들의 탄생 설화

* 뿌르와깐다(Purwakanda) : 인도네시아 전통 그림자 연극(Wayang)의 대본

* 뿌르와짜리따(Purwacarita) : 인도네시아 전통 그림자 연극(Wayang)의 대본

 

 

뜨갈 (Tegal), 2018

 

 

Kepada Afrodit

 

Seekor merpati memetik kembang sari

melati mekar di taman seorang nabi

antara lelayu kelopak Anemone;

bertahta di ceruk matamu,

akarnya merambat sekujur kejelitaan

tampak sekujur labirin retina

fatamorgana dunia dan nirwana

kala kuselundupkan selapis retina

ke dinding lembah tempatmu menyepikan bumi.

 

Sejauh manapun meliarkan pandangan

dan menelisik riak asmara,

aku tetap gagal mencapai ujung lautan

ujung gelepar ombak berwarna api

yang menyembunyikan lanskap surgawi.

 

Akulah nahkoda yang hilang

diselingkung badai garang

terhempas ke puncak purbakala

ketika bumi mengeja wahyu

dengan isyarat jangkung gunung

dalam segara, kucari cara menggenggam lagi

setangkai melati di sayap merpati.

 

Kuresapi aroma melati

bersimpuh

menyumpahiindera

menyipuh kaji ayat bumi.

“jika kau sukar kurengkuh,

aku yakin kau tetap suci

terhindar nista yang kurenangi di telaga nis.”

 

 

Dayeuhluhur, 2020

 

 

아프로디테에게  

 

한마리 비둘기가 한 송이 꽃을 꺾는다

한 선지자의 정원에 자스민이 피어난다

아네모네 꽃 받침사이

너의 눈 동자 깊은 곳에서 왕관을 쓴다

뿌리는 넝쿨로 온 몸을 감싼다

몸 전체의 미로 그리고 망막염

세상과 천당의 신기루가  

얇은 망막염 사이로 파고 든다

너의 장소인 절벽, 대지는 조용하다

 

어디든지 야생의 풍경이다

그리고 잔 물결 같은 사랑  

나는 대양의 끝에 닿는데 실패한다

천당의 풍경을 숨기고 있는  

불꽃 색깔의 파도 끝에서 몸부림친다  

 

나는 난폭한 폭풍우 속에서 

사라진 선장

대지가 환상을 글씨로 쓸 때

과거의 정상으로 내 던져진

높은 산의 암시

비둘기 날개에서 한 가지의 자스민을 찾는 방법을

대양에서 나는 찾았다

 

자스민 향기를 나는 맡는다  

무릎을 꿇는다  

천국에 맹서한다  

대지의 신호를 읽는다

“만약 네가 나를 인도하지 못한다면  

니스 호수에서 내가 수영하는 모욕을 피하기 위해서라도

나는 네가 아직 성스럽다고 확신할 것이다.”  

 

 

다예우루후르(Dayeuhluhur), 2020

 

 

 

(한국어 번역 : 김영수/Diterjemahkan oleh Kim, Young Soo)

 

 

 

[Profil Penyair]

 

 

Galuh Kresno, lahir di Cilacap, 23 September 1997. Anggota Komunitas Penyair Institute (KPI), Serayu Institute Purwokerto, Kalatidha Institute. Dia menyelesaikan studinya di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Saat ini dia mengabdi di sebuah Sekolah Menengah Pertama di Dayeuhluhur. Beberapa karyanya berupa puisi dan esai pernah dimuat di Radar Banyumas, Harian Rakyat Sultra, Magelang Ekspres, Minggu Pagi, Harian Fajar Makassar, Suara Merdeka, Biem.co, jejakimaji.com, indonesianmikrofon.blogspot.com dan Sahabat Keluarga. Dia berpartisipasi dalam antologi puisi Kelahiran Kedua, Arun, Kepada Toean Dekker, dan lain-lain. No. HP 082135691352.

 

 

[시인 소개]

 

갈루 끄레스노 (Galuh K

resno), 인도네시아 찔라찹(Cilacap)에서 1997년 9월 23일 출생. 시인문학회연구소(KPI) Serayu Institute Purwokerto, Kalatidha Institute 회원. 뿌르오꺼르또 무하마디야(Muhammadiyah) 대학교 인도네시아어문학 교육과 졸업. 현재 다예우루흐르(Dayeuhluhur) 소재 중학교에서 교편을 잡고 있음. 시 작품과 수필이 Radar Banyumas, Harian Rakyat Sultra, Magelang Ekspres, Minggu Pagi, Harian Fajar Makassar, Suara Merdeka, Biem.co, jejakimaji.com,, Indonesianmikrofon.blogspot.com , Sahabat Keluarga에 게재. 시집으로는 “두번째 출생”, Kelahiran Kedua 데꺼르씨에게, Kepada Toean Dekker, 아룬Arun있다

 

 

 

 

다음검색
현재 게시글 추가 기능 열기
  • 북마크
  • 공유하기
  • 신고하기

댓글

댓글 리스트
맨위로

카페 검색

카페 검색어 입력폼