CAFE

38. 에디 쁘라나따 PNP (Eddy Pranata PNP)

작성자김영수|작성시간22.01.25|조회수240 목록 댓글 0

[Sajak Eddy Pranata PNP]

 

 

MATA PUISI

 

 

di tengah ladang ketika matahari lindap

kau tanam jagung

 

keringat rembes dari leher jenjangmu

 

serunai dan bansi timpa-bertimpa

kaba didendangkan

parau terdengar

 

angin kering berderu dari bukit 

turun ke lembah

 

dari kejauhan indah sorot matamu

gugurkan rindu

walau absurd

 

tapi kita mengerti

jarak ngarai-pantai

langit-bumi serupa tali

yang kau rentang

berbuhul kasih

 

oi, sepasang mata

menyimpan dalam

misteri wangi edelweis

 

di tengah ladang

di atas daun pisang

kau baringkan puisi

kau elus hati-jiwanya

 

di atas daun pisang

di tengah ladang

sepasang mata puisi

menebar cahaya edelweis

hingga jauh

ke seberang lautan

memantul di dinding tebing karang

 

pedih, chin!

 

oi, rimbun perdu itu

seperti rinduku yang tak terawat

tumbuh tanpa menemukan arah

 

di tengah ladang

di bawah langit lindap

desau angin memantulkan suaramu

di dinding hari

 

ini pertemuan selalu menyesak dada

di tanah ini ku semai puisi

sepanjang waktu

bertarung hidup yang getir

 

di tengah ladang

di bawah langit lindap

selalu ada harap rinduku pada mu

 

pada sepasang mata puisi yang tajam!

 

 

Jaspinka, 2021

 

 

 

[에디 쁘라나따 PNP 詩]

 

 

시의 눈

 

 

해가 희미할 때 밭 가운데에서

당신은 옥수수를 심었다

 

당신의 가늘고 긴 목으로부터 땀이 스며나고  

 

악기 소리와 이야기는 노래가 되어 들려왔고  

목쉰 소리가 들렸다

 

언덕으로부터 마른 바람이 계곡으로

강하게 달려 내려오고

 

멀리 있는 당신의 아름다운 눈빛이  

믿을 수 없지만

그리움을 사라지게 한다  

 

우리들은 이제 알 것 같다  

계곡과 해안까지의 거리를   

하늘과 땅은

당신이 손을 내 뻗은 줄 같아서

애정의 매듭을 만들 수 있다는 것을  

 

아, 두 눈동자  

에델바이스 비밀스러운 향기를

숨기고 있다

 

밭 가운데서  

바나나 잎 위에서

당신은 시를 가지런히 놓으며

마음과 정신을 쓰다듬고 있다

 

바나나 잎 위에서

밭 가운데에서

시의 두 눈동자는   

멀리 에델바이스 빛을 보내고 있다

바위 절벽에 반사되면서

바다 건너까지

 

쓰라린 마음, 연인이여!

 

아, 잎이 무성한 나무, 우거진 수풀  

마치 보살핌이 없는 내 그리움 같이  

방향도 모른 채 자라고 있다  

 

밭 가운데에서  

희미한 하늘 아래에서

바람소리는 하루의 벽에 부딪쳐

당신 목소리를 되돌아오게 한다

 

이것은 언제나 마음 아프게 하는 만남  

긴 세월,   

신산의 삶과 싸우면서  

이 땅에서 나는 시를 심는다  

 

밭 가운데에서  

희미한 하늘 아래에서  

당신에게 향하는 내 그리움이 있다

 

날카로운 시의 눈 두개를 향하여!

 

 

2021년 자스삔까(Jaspinka)

 

 

DI PINGGIR JALAN RAYA KOTA WANGON

 

 

di pinggir jalan raya kota wangon, matahari tepat di atas kepala

 

 : "leburkan rindumu pada sepinggan es durian, lalu

     lupakan amarahmu pada orang-orang nyinyir yang pandir!"

 

engkau lalu melangkah arah utara, alir darahmu tersirap-sirap

bayang tubuhmu senantiasa mendahului langkahmu

kadang serupa camar, kadang serupa merpati patah sayap

kadang serupa serumpun edelweis, kadang serupa bongkah

dendam yang kian menghitam

 

engkau terus melangkah ke utara, lurus, sampai

di pertigaan karang bawang belok kiri naik

ke bukit karang darmakradenan

menikmati semilir angin, hijau dedaunan pohon-pohon 

dan semak-perdu dan ou, daun-daun jati kuning-coklat

melayang berlepasan dari tampuknya

 

engkau terus ke barat, melewati

tambang emas tradisional igir salak

melewati tanjakan cangkring, menyeberang kali cirebah

dan berhenti di markas jaspinka, berorasi, berdeklamasi

menyeruput segelas kopi

 

engkau lalu, o, menjelma baris-baris puisi, yang begitu nyeri!

 

 

Jaspinka, 2021

 

 

 

왕온 시 큰 길 가에서  

 

 

왕온 시 큰 길 가에서, 태양은 여전히 머리 위에 있고

 

 : "당신의 그리움을 얼음 속 두리안에 녹이고 그리고는  

     당신의 향기를 어리석은 말 많은 사람들을 통해 잊는다!”

!

당신은 북쪽으로 떠났고, 당신의 혈맥은 두근거렸다

당신의 그림자는 언제나 당신 발보다 먼저였다

어떤 때는 갈매기 같았고, 어떤 때는 날개 부러진 비둘기 같았다

어떤 때는 에델바이스 같았고, 어떤 때는 점점 검게 변하는  

한탄의 덩어리 같았다

 

당신은 계속 북쪽으로 걸었다, 삼거리까지 똑바로  

그곳에서 왼쪽으로 돌아 다르마끄라데난 언덕으로 향했다

서늘한 바람을 즐기며, 나무 이파리는 푸르고 

짙푸른 수풀들, 자티 나무의 노랗고 갈색 이파리들

그렇게 흔들리고 있었다

 

당신은 계속 서쪽으로 걸어 갔다,

오래된 금광을 지나

경사진 콩나무를 지나, 찌레바 개울을 건너

연설과 선언이 있던 군 사령부가 옛터에 잠시 멈추고

커피 한 잔을 마신다

 

그러다가 당신은 고통스러운 시를 한 줄 한 줄 쓰기 시작한다!

 

 

ㅇ 왕온(Wangon) : 인도네시아 중부 자바, 반유마스(Banyumas)군에 있는 면(面) 이름

ㅇ 두리안(durian) : 열대 과일의 일종

ㅇ 다르마끄라데난(Darmakradenan) : 중부 자바, 반유마스 군, 아지바랑(Ajibarang)면에 있는 한

 촌락 이름

ㅇ 자티(jati) 나무 : 티크 나무

ㅇ 찌레바(Cirebah) : 개울 이름

 

 

2021년 자스삔까(Jaspinka)

 

 

 

RUNTUHNYA KERATON CANGIK

 

 

Cangik; air matanya tak terbendung, berderai-derai

Membasahi kedua pipi dan berlembar-lembar tisu

Di luar dugaan, keraton yang telah bertahun-tahun menjadi singgasana

Runtuh berantakan

Hujan badai, banjir bandang menerjang

Lalu pagebluk mengurung keratonnya

Cangik mengungsi ke ketinggian bukit

yang jauh di bawah Selatan sana-- hamparan laut;

bongkahan karang berlumut dan debur ombak

Para cantrik pun menyebar

Menyelamatkan diri ke berbagai arah

Rakyat yang selama ini tertindas perilaku otoriter Cangik

Bersorak dan sujud syukur

Dan Limbuk yang mengambil tongkat kepemimpinan bersuka cita

Tetapi tidak lama kemudian, Limbuk juga

Suka menepuk-nepuk dada

Menindas orang yang tidak tunduk

Serupa Cangik, Limbuk juga merasa paling cantik dan berkuasa

Cantrik-cantrik baru juga seperti cantrik-cantrik lama

Selalu sujud berguling-guling seraya mulutnya mengatakan: siyap, siyap!

Ketika Limbuk baru mulai berbicara

Hahaha

Dari kejauhan, dari atas bukit, Cangik melihat keraton yang hancur berantakan

Dadanya sesak, air matanya terus berguguran

Ia sangat sunyi dan hina

Langit mendung, namun udara begitu panas

Limbuk pethatha-pethithi berjalan menggoyangkan pinggulnya

Mengelilingi keraton yang ditinggalkan Cangik

Para cantrik mengikuti dari samping kanan-kiri dan belakang

Ketika Limbuk baru mulai bicara

Mulut para cantrik terus melompatkan kata: siyap, siyap!

Jebret!

 

 

Jaspinka, 2021

 

 

 

짱익 왕국의 멸망

 

 

짱익; 그의 눈물이 쉼 없이 뚝뚝 흘러내렸다

양 볼을 적시면서, 많은 손수건이 눈물을 딲았다  

몇 년 동안 왕좌를 지켰던 왕궁이 갑자기

혼돈에 빠져 멸망했다

폭풍우가 밀려왔고, 홍수가 거세가 일어났다

전염병이 왕국을 둘러쌓다

짱익은 더 높은 지대로 피신을 했다

남쪽 멀리 있는 – 바다가 널려 있는 곳으로

이끼 낀 바위 덩어리 그리고 파도가 소리내는

바닷가로  

그의 신하들도 모두 흩어졌다

여러 방향으로 흩어져 각기 살 길을 찾았다

짱익의 권위에 눌려

지금까지 신민들은 그의 압제 아래에 있었다

지금은 소리치며 기뻐하고 있다

그리고 림북은 즐거이 왕권을 잡았다

그러나 얼마 지나지 않아 림북

가슴을 치기 시작했다

그 역시 복종하지 않는 사람을 억압했다

짱익 처럼, 룸북도 세상에서 가장 멋지고 강하다고 여겼다

새로운 신하들도 예전 신하들과 다를 바가 없었다

언제나 무릎을 꿇고 머리를 땅에 대며 입으로는 언제나

림북이 말을 하기 시작하면

지당하신 말씀이라고 화답했다

멀리, 고개 위에서 짱익

이제 엉망진창이 되어가는 왕국을 바라보고 있었다

가슴은 숨이 막혔고, 눈물은 계속 마르지 않고 흘러내렸다

그는 조용히 생각했다

하늘에 구름은 끼었지만 날씨는 무더웠다

림북은 천천히 허리를 흔들면서 

짱익이 남겨 놓은 왕국을 순회했다  

모든 신하들이 그를 따른다

왼쪽, 오른쪽 그리고 뒤로도

그때 림북이 이야기를 시작한다

모든 신하들이 대답을 한다 : 지당하신 말씀입니다

아, 비극 아닌가!

 

 

ㅇ 짱익(Cangik) : 인도네시아 전통 그림자 연극(와양/wayang)에 등장하는 인물

ㅇ 림북(Limbuk) : 인도네시아 전통 그림자 연극(와양/wayang)에 등장하는 인물

 

 

2021년 자스삔까(Jaspinka)

 

 

 

(한국어 번역 : 김영수/Diterjemahkan oleh Kim, Young Soo)

 

 

[Profil Penyair]

 

 

Eddy Pranata PNP adalah Ketua Jaspinka (Jaringan Satra Pinggir Kali) Cirebah, Banyumas Barat, Indonesia. Juara 3 Lomba Cipta Pusi FB Hari Puisi Indonesia 2020, meraih anugerah Puisi Umum Terbaik Lomba Cipta Puisi tahun 2019 yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI bekerja sama dengan Yayasan Hari Puisi Indonesia. 

Buku kumpulan puisi tunggalnya: Improvisasi Sunyi (1997), Sajak-sajak Perih Berhamburan di Udara (2012), Bila Jasadku Kaumasukkan ke Liang Kubur (2015), Ombak Menjilat Runcing Karang (2016), Abadi dalam Puisi (2017), Jejak Matahari Ombak Cahaya (2019).

Puisinya juga terhimpun ke dalam antologi: Mimbar Penyair Abad 21 (1996), Antologi Puisi Indonesia (1997), Puisi Sumatera Barat (1999), Bersepeda ke Bulan (2014), Patah Tumbuh Hilang Berganti (2015), Matahari Cinta Samudera Kata (2016), Negeri Awan (2017), Hikayat Secangkir Robusta (2017), Mengunyah Geram (2017), Negeri Bahari (2018), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), Kota Kata Kita (2019), Segara Sakti Rantau Bertuah - Jazirah 2 (2019), Negeri Pesisiran (2019), Reruntuhan di Bukit Kapur (2019), Mata Air Hujan di Bulan Purnama (2020), Rantau (2020), Angin Ombak dan Gemuruh Rindu Jazirah 5 (2020), Semesta Jiwa (2020), Banjarbaru Rayn (2020), Lurus Jalan ke Payakumbuh (2020), Hujan Pertama di Bulan Purnama (2021), Kartini Menurut Saya (2021), Sebuah Usaha Memeluk Kedamaian (2021), Khatulistiwa (2021).

 

 

[시인 소개]

 

에디 쁘라나따 PNP(Eddy Pranata PNP), 인도네시아 서 반유마스, 찌레바 소재 문학단체 Jaspinka(개울가 문학 연대) 회장. 2020년 인도네시아 詩의 날 공모에 3등상 수상. 2019년 시 창작 공모에서 최우수상 수상 (자카르타시-인도네시아 시의 날 위원회 주최) 

시집으로 ‘Imprvisasi Sunyi’(즉흥적인 침묵)(1997), ‘Sajak-sajak Perih Berhamburan di Udara’(허공에 흩어진 고통스러운 시들)(2012), ‘Bila Jasadku Kaumasukkan ke Liang Kubur’(내 시신을 당신이 묘혈에 묻을 때)(2015), ‘Ombak Menjilat Runcing Karang’(파도가 바위를 날카롭게 핥을 때)(2016), ‘Abadi dalam Puisi’(시 안에서의 영원) (2017), ‘Jejak Matahari Ombak Cahaya’(빛의 파도와  태양의 흔적)(2019).

시 작품이 Mimbar Penyair Abad 21(21세기 시인 선)(1996), Antologi Puisi Indonesia(인도네시아 시인 선)(1997), Puisi Sumatera Barat(서부 수마트라 시)(1999), Bersepeda ke Bulan(자전거를 타고 달을 향해)(2014), Patah Tumbuh Hilang Berganti(부러진 몸통이 사라지다)(2015), Matahari Cinta Samudera Kata(태양의 태양, 언어의 바다)(2016), Negeri Awan(구름의 나라)(2017), Hikayat Secangkir Robusta(한잔의 로부스따의 이야기)(2017), Mengunyah Geram(분노를 씹다)(2017), Negeri Bahari(오래된 나라)(2018), Kepada Hujan di Bulan Purnama(만월에 내리는 비에게) (2018), Kota Kata Kita(우리들 말의 도시)(2019), Segara Sakti Rantau Bertuah - Jazirah 2(행운의 길목에서 마술의 바다)(2019), Negeri Pesisiran(빗의 나라)(2019), Reruntuhan di Bukit Kapur(석회암 고개의 파괴)(2019), Mata Air Hujan di Bulan Purnama(비의 始原과 만월)(2020), Rantau(강변)(2020), Angin Ombak dan Gemuruh Rindu – Jazirah 5(파도의 바람과 그리움의 울림)(2020), Semesta Jiwa(정신의 세계)(2020), Banjarbaru Rayn(반자르바루 라인)(2020), Lurus Jalan ke Payakumbuh(빠야꿈부를 향해 난 똑 바른 길)(2020), Hujan Pertama di Bulan Purnama(만월에 내리는 첫 비)(2021), Kartini Menurut Saya(내가 생각하는 까르띠니)(2021), Sebuah Usaha Memeluk Kedamaian(평화를 포옹하기 위한 하나의 노력)(2021), Khatulistiwa(적도)(2021).

 

다음검색
현재 게시글 추가 기능 열기
  • 북마크
  • 공유하기
  • 신고하기

댓글

댓글 리스트
맨위로

카페 검색

카페 검색어 입력폼