[Sajak H.M. Nasruddin Anshoriy Ch.]
MANDI BESAR
Jakarta sedang mandi besar
Seusai tahun lama dan tahun baru bersenggama
Dalam pesta kembang api dan gelak tawa
Jakarta berkeramas hingga basah kuyup seluruh jenggotnya
Gedung-gedung dibangun mencakari langit
Jembatan layang melenggang-lenggok penuh gemulai
Ibukota terus bersolek dengan merah gincu dan hitam kelam jelaga
Tak ada kemacetan lagi di Batavia
Yang ada hanya gaya hidup dan pamer polusi di jalan raya
Knalpot dan klakson menggema di kedalaman jiwa manusia
Pohon-pohon rindang ditebang
Plastik dan sampah menjadi kosmetik
Orang-orang miskin menjadi alas kaki bagi hiruk pikuk dan lalu-lalang pembangunan Ibukota
Jakarta telah sampai pada puncak orgasme
Sorga dan neraka telah seia-sekata dalam meratapi takdirnya
Masih adakah makna bagi secangkir kopi pahit pada puisi ini
Ketika Jakarta telah menjelma coklat susu dalam kolam raksasa?
Sebelum doa qunut nazilah kubaca
Dan Kapal Nuh hadir membelah Jakarta
Maka mandi junub adalah takbir penanda
Gus Nas Jogja, 2 Januari 2020
[H.M. 나스루딘 안쇼리이 Ch. 詩]
대(大) 홍수
지금 자카르타는 대 홍수가 닥치고 있다
작년이 끝나고 새해가 서로 교접을 하는 이때
불꽃 놀이 그리고 커다란 함박 웃음과 함께
자카르타는 샴푸로 머리를 감고 턱 수염은 모두 젖었다
건물들은 하늘을 찌를 듯 솟았고
육교들은 부드럽게 흔들리고 있다
수도(首都)는 붉은 일술연지를 곱게 바르고 검게 눈화장을 하고 있다
이제 바타비아에는 더 이상 차량들이 막히지 않는다
있는 것이라곤 고난한 삶의 모습과 대로변 대기오염이 있을 뿐
악셀레이터와 경적 소리는 사람들 정신 속에서 메아리 치고 있다
울창한 나무들은 잘려 나갔고
플라스틱과 쓰레기는 이제 화장품이 되었다
가난한 사람들은 데모에 동원되었고
수도 건설을 위해 오고 갔다
자카르타는 이제 오르가슴의 정점에 도달해 있고
천당과 지옥은 이미 그 운명을 비탄해하고 있다
자카르타가 이미 거대한 우유 초콜릿 수영장으로 변해 있는데
이 시를 위해 쓰디 쓴 한잔의 커피가 아직 의미가 있을까?
내가 코란의 기도를 하기 전
노아의 방주가 자카르타를 가로 지르고 있다
불결함을 씻어내는 목욕은 알라를 찬양하는 이정표이기에
ㅇ 바타비아 (Batavia) : 자카르타의 옛 이름
Gus Nas Jogja, 2020년 1월 2일
SEBAIT DOA
Sebait doa kusematkan pada kesunyian malamku
Meratap senyap
Merintih perih
Begitu kudus kuseduh ratap perih doa ini
Sendiri
Tuhanku
Aku bersimpuh dalam riuh dan gaduh
Merasakan perih dan luka
Jutaan manusia yang dihempas prahara
Aku lupa ini sayatan keberapa
Labirin rindu telah menyesatkan segalanya
Tuhanku
Beri aku dan anak-cucuku hidayah
Sebenar-benarnya hidayah
Agar mata air cinta ini terus mengalir dari sumur-sumur doa dan membanjir hingga ke sawah-sawah
Menyuburkan akar padi hingga berbuah berkah
Mata air karunia dan kepasrahan yang mengucur dari air wudlu hingga mensucikan iman dan tauhidku
Tuhanku
Beri aku dan anak-cucuku sembah
Lima waktu dalam sehari agar noda dan nafsu kehabisan nafas untuk mengajakku berseteru
Tuhanku
Ampuni kami atas segala kepanikan ini
Ketakutan yang tak sepatutnya kami takuti
Kepanikan yang tumbuh dari tipisnya iman di dalam hati
Gus Nas Jogja, 30 Mei 2020
기도 한 줄
밤의 정적에 기도 한 줄을 박으면서
스스로의 비탄과 아픔이기에
신음 속 고통을 조용히 통곡합니다
나의 신이시여
이 시끄러운 소움 속에서 무릎을 꿇고
고통스러운 상처를 느낍니다
수백만의 사람들이 폭풍처럼 내 던져지고 있습니다
이것이 몇번째 조각인지 잊은지 오래고
그리움의 미로는 이미 모든 길을 잃게했습니다
나의 신이시여
나와 내 아이들 그리고 손자를 인도하여 주십시오
하여 사랑의 눈물이 기도의 샘으로부터 계속 흘러나오기를
그리고 모든 논을 넘치게 적실 수 있도록
그로 인해 벼의 뿌리를 튼실하게 만들어 신의 은총이 맺을 수 있기를
은혜의 눈물과 순종이 당신의 품에서 흘러내리고
신앙과 유일신의 믿음이 성스럽게 되기를 바라고 있습니다
나의 신이시여
하루에 다섯 번 잘못과 욕망을 회개하여
나와 아이들 그리고 손자들에게 당신을 찬양할 수 있게 하여 주십시오
나의 신이시여
우리가 두려워할 필요가 없는 두려움에서
우리를 용서하여 주시고
그러한 공포가 마음 속 기도가 부족함에서 자라나고 있음을
알게하여 주시옵소서
Gus Nas Jogja, 2020년 5월 30일
MAAF
Masih adakah yang memiliki harta karun ini?
Sepatah kata tapi lebih berharga dari dunia seisinya
Kucari maaf di setiap diri manusia
Tapi yang kudapat hanya kata usang di bibir saja
Dalam perang kata-kata di dunia maya
Ketika ghibah dan fitnah menjadi mercusuar tanpa menampakkan muka
Manakala nyinyir dan kebencian dijadikan berhala
Kata maaf semakin asing dan usang di relung jiwa
Di kesucian Idul Fitri ini
Terus kugali ladang maaf di lubuk hati
Lalu dosa-dosa yang mengotori diri ini kujadikan pupuk untuk mawas diri
Kupetik kata maaf pada taman puisiku
Diiringi paduan suara hati dalam keharuman janji merawat harmoni
Kini saatnya kupersembahkan sekuntum kata maaf ini untukmu
Secuit cinta tanpa basa-basi pada bait awal dan bait akhir syairku
Gus Nas Jogja, 23 Mei 2020
용서
사랑, 이 단 한 마디
이 세상을 채운 그 무엇보다
더 가치가 있는 것이 있느냐
나는 사람들에게서 용서를 찾고 있다
그러나 만나는 것은 입술에 있는 녹슨 말들뿐
이 환상 속 세상에서 말의 전쟁은 벌어지고
중상 비방 모략이 얼굴을 나타내지 않은 만용이 된다
수다와 증오가 우상이 되면서
용서라는 말은 점점 낯설어지고 정신 안에서 낡아진다
이 이둘피트리 성스러움 속에서
계속 나는 폐부 속에서 용서의 밭을 갈고 있다
하여 이 스스로 더럽혀진 죄업을 내의 경계의 밑바탕으로 삼는다
나는 내 시의 정원에서 용서라는 말을 꺾어든다
마음의 노래와 함께 화합, 약속의 향기를
이제 당신을 위해 한 묶음의 용서를 바칠 때가 되었다
사랑의 한 손짓, 내 시의 처음과 마지막을 위해
ㅇ 이둘피트리(Idul Fitri) : 이슬람력 정월 초하루
Gus Nas Jogja, 2020년 5월 23일
(한국어 번역 : 김영수/Diterjemahkan oleh Kim, Young Soo)
[Profil Penyair]
H.M. Nasruddin Anshoriy Ch. atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, H.B. Jassin, Mochtar Lubis, W.S. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional. Tahun 1984 mendirikan Lingkaran Sastra Pesantren dan Teater Sakral di Pesantren Tebuireng, Jombang. Pada tahun itu pula tulisannya berupa puisi, esai dan kolom mulai menghiasi halaman berbagai koran dan majalah nasional, seperti Horison, Prisma, Kompas, Sinar Harapan dan lainnya.
Tahun 1987 menjadi Pembicara di Forum Puisi Indonesia di TIM dan Pembicara di Third’s South East Asian Writers Conference di National University of Singapore. Tahun 1991 puisinya berjudul Midnight Man terpilih sebagai puisi terbaik dalam New Voice of Asia dan dimuat di Majalah Solidarity, Philippines. Tahun 1995 meraih penghargaan sebagai penulis puisi terbaik versi pemirsa dalam rangka 50 Tahun Indonesia Merdeka yang diselenggarakan oleh ANTV dan Harian Republika.
Menulis sejumlah buku, antara lain berjudul Berjuang dari Pinggir (LP3ES Jakarta), Kearifan Lingkungan Budaya Jawa (Obor Indonesia), Strategi Kebudayaan (Unibraw Press Malang), Bangsa Gagal (LKiS). Pernah menjadi peneliti sosial-budaya di LP3ES, P3M, dan peneliti lepas di LIPI; menjadi konsultan manajemen; menjadi Produser sejumlah film bersama Deddy Mizwar. Tahun 2008 menggagas dan mendeklarasikan berdirinya Desa Kebangsaan di kawasan Pegunungan Sewu bersama sejumlah tokoh nasional. Tahun 2013 menjadi Pembicara Kunci pada World Culture Forum yang diselenggarakan Kemendikbud dan UNESCO di Bali.
[시인 소개]
H.M. 나스루딘 안쇼리이 Ch,(H.M. Nasruddin Anshoriy Ch.) 일명 구스 나스(Gus Nas)는 1979년 중학교 시절부터 시를 쓰기 시작했다. 1983년 쓴 수하르토 정권을 비판한 시가 인도네시아 전역에서 회자 되었고 엠하 아이눈 나집(Emha Ainun Nadjib), H.B. 야신(H.B. Jassin), 목타르 루비스(Mochtar Lubis), W.S. 렌드라(W.S. Rendra) 그리고 사빠르디 조꼬 다모노(Sapardi Djoko Damono) 문인들이 국내 신문에 그의 시에 대한 시평을 싣게 된다. 1984년 좀방(Jombang)에 문단인 Lingkaran Sastra Pesantren 그리고 극단인 Teater Sakral를 개설한다. 그해 그가 쓴 시, 수필, 컬럼이 Horison, Prisma, Kompas, Sinar Harapan 등 매체에 게재되었다.
1987년 TIM에서 개최된 인도네시아 시 포럼에서 발표자로 활동했고 1991년 Third’s South East Asian Writers Conference (National University of Singapore 주최) 발표자로 발표했다. 1991년 시 Midnight Man 이 New Vioce of Asia 에서 최우수 작품으로 선정되었고 그리고 필리핀 잡지인 Solidarity에 게재 되었다. 1995년 ANTV와 일간지 Republika가 주최한 인도네시아 독립 50주년 기념 시 공모에서 우수 시인으로 선정되었다.
이외에도 다양한 책을 출간했는데 이중에는 Berjuang dari Pinggir (주변부로부터 투쟁) (LP3ES Jakarta), Kearifan Lingkungan Budaya Jawa (자바 문화의 지혜)(Obor Indonesia), Strategi Kebudayaan (문화 전략)(Unibraw Press Malang), Bangsa Gagal (실패한 민족)(LKiS) 등이 있다. LP3ES, P3M 사회-문화 연구원으로 참여했고 LIPI의 임시 연구원을 역임했다. 이외에도 많은 영화 제작에 컨설턴트로 참여했다. 2008년에는 Sewu 산록에 민속촌 건설 선언에 동참했다. 2013년 Bali에서 개최된 World Culture Forum(인도네시아 교육-문화부/UNESCO 주최)에서 발표자로 활동했다.